Jumat, 05 April 2013

Dialog Cinta

Tiba-tiba ia datang kepadaku. Belum pernah ku lihat cahaya yang meretas masuk ke dalam selaput bening mataku seterang itu. Ia datang kepadaku dan hampir-hampir aku bisa merasakan jeritan kalbunya yang terkubur oleh asa dan kepedihan, atas semua derita yang menimpanya selama ini. Memang, sangat jelas jurang pemisah antara apa yang ia dambakan dan apa yang saat ini terjadi pada dirinya”. Ya CINTA itu membuat galau seorang, demi sebuah cinta mereka  membuat sebuah perjanjian tak tertulis untuk saling memahami, untuk saling  percaya, untuk saling bergantung satu sama lain. Dan jika salah satu aturan itu di langgar maka akan rusaklah satu perjanjian  itu. Dengan dampak kedua hati akan tersakiti. Tidak peduli apakah pemain hati itu hanya sekedar bermain atau memang sudah tidak bermain. Cinta permainan hati yang begitu rumit untuk di kalahkan, yang sulit untuk di jinakkan. Hanya mereka yang melandasi cinta atas nama ALLAH yang mampu meredam hawa setan itu, yang mampu membuat warna cinta menjadi sebening embun dan membuat cinta sekuat otot kaki. Atas nama ALLAH cinta datang dari kebaikan-Nya, tumbuh karena kemurahan-Nya, dan merekah karena kasih-Nya. Kebodohan yang menjerumus kelimbah nista, salah satunya adalah cinta yang salah. Tidak, itu tidak benar. Tidak ada cinta yang salah, yang ada hanyalah para pemain nya yang membuat kesalahan itu sendiri. Seolah mereka adalah malaikat yang dengan arogannya berlenggak-lenggok memamerkan “bukti” cinta mereka. Bukan, aku bukan iri kepada mereka dengan berkata seperti itu. Aku juga tidak  benci melihat mereka seperti itu. Aku hanya tidak mengerti kepada mereka yang sesumbar dengan cinta,  yang seperti melihat bahwa orang yang saat muda tidak memiliki suatu perjanjian itu sebagai seorang yang begitu ketinggalan bahkan mungkin meraka menganggap seorang itu idiot. 1000% aku tidak memungkiri bahwa cinta adalah suatu bukti hidupnya seseorang, cinta mejadi simbol bahwa jiwa ada karena cinta. Tapi bukan berarti cinta dapat diobral dengan begitu murahnya. Aku berontak, bahwa masih ada saja kiri-kanan ku tak sadar juga. Haruskah aku berteriak kepada mereka “ Hey, kalian salah, kalian keliru. Bukan cinta yang seperti itu yang diinginkan oleh jiwa yang suci, bukan cinta yang demikian yang diimpikan oleh raga yang bersih. Kalian harus tahu bahwa cinta yang sebenar nya adalah cinta yang menjaga untuk tidak saling ter-Dzolimi. Ya itu benar, cinta harus saling menjaga kehormatan satu sama lain. Bukan seperti kalian yang dengan entengnya saling bertautkan badan , yang menganggap bahwa cinta yang seperti itulah bukti cinta kalian. Jangan seperti Zulaikha yang dengan kebutaannya menjadikan dirinya hina, jangan menjadi Majnun yang hanya karena cinta mejadikan akal sehatnya hilang. Jadilah seperti Muhammad SAW dan Siti Khotijah, yang saling melengkapai, yang saling membimbing bersama meraih ridho ALLAH”. Aku bukanlah penafsir cinta aku juga bukan penyair cinta. Aku hanyalah seorang yang biasa yang tidak memiliki keistimewaan apalagi keahlian dalam  bercinta. Tapi aku tahu cinta seperti apa yang harus aku dapatkan dan aku rasakan. Aku pikir adalah suatu kewajiban untuk kaumku menyeleksi  setiap kapal yang akan berlabuh kedermaga kami. Agar supaya f_6866301206wm_7f5c9a5.jpgterjaga kesuciannya dan tetap aman dari kapal-kapal yang mungkin akan merusak dermaga kami. Tapi jelas dermaga kami memiliki waktu kapan kapal yang sudah lolos seleksi harus merapat ke dermaga. Maka cinta sejati itu akan kami dapatkan. Bukan menggurui karena aku memang tidak paham akan hal seperti itu. Aku hanya mencoba mengutarakan isi hati yang selalu berkecamuk. Yang seperti ingin melompat saat aku lengah menggegamnya. Tulisan ini mungkin banyak yang tidak menginginkanya untuk lahir dalam pikiranku. Mungkin dianggap terlalu naif, mungkin juga dianggap menjijikkan, hey jangan telan tulisan ku ini karena mungkin kalian yang merasa jijik itu akan muntah. Jangan resapi pula tulisan ku ini karena kalian yang menganggap aku naif  akan penuh hatinya dengan kejengkelan akibat tulisan jelek ku ini. Cukup kalian lihat saja itu sudah membuat ku begitu melambung. Yang sedang belajar akan arti kehidupan  Musdalifa

1 komentar: